Sunday, January 11, 2015

Antara Aku, Dia dan Harapan (5)

Denmas Ulin     Sunday, January 11, 2015     0


            Mentari pagi menyinari bumi, menggantikan malam yang telah dinanti kedatangannya oleh sang rembulan. Kehangatan yang perlahan mulai kurasakan ditubuhku yang diterangi sinar pagi di depan jendela kamarku. Rasanya aku mulai bersemangat untuk bermalas-malasan dikamar. Karena masih banyak hal yang menantiku diluar sana, kupersiapkan diriku untuk hari ini, menunggu saatnya untuk menghadapi berbagai rintangan yang akan menghampiriku, ataukah aku yang menjemputnya.

            Seperti biasanya, aku selalu memulai aktifitas diawal hariku dengan senyuman, berharap hari ini akan menjadi sejarah yang indah tuk dikenang dimasa yang akan datang dalam catatan sejarahku. Ribuan rasa syukur kupanjatkan kepada Tuhan, yang masih memberiku kesempatan untuk menjalani kehidupan ini, dan ribuan doa kulantunkan kepada-Nya agar aku bisa menjalani kehidupan ini dengan sabar dan ikhlas.

            Seperti yang orang lain rasakan, aku juga ingin merasakannya walau hanya seperti angin yang berhembus sesaat. Mungkin itu bisa memberiku sedikit rasa ketenangan dalam jiwa ini. Mungkin jika Dia berkehendak, Tuhan bisa saja memberi lebih dari yang aku dapatkan. Karena semuanya sudah ditakdirkan, jadi tidak usah khawatir lagi terhadap apa yang kita dapat.

            Jika aku tidak bisa berbuat untuk diriku menjadi lebih dari orang lain, paling tidak aku tidak akan membiarkan diriku jatuh kedalam lubang kesengsaraan. Bilamana itu terjadi, rasa penyesalan yang aku rasakan pasti akan membuatku sulit untuk bangkit dari keterpurukan yang aku alami. Andai Tuhan membiarkanku dalam kegelapan yang kurasakan, pastilah aku tidak akan  mungkin bisa bertahan sampai sejauh ini.
            Semoga yang aku hadapi saat ini tidak membuatku patah semangat, ataupun berhenti ditengah jalan yang sedang aku lalui unuk sebuah tujuan. Ataukah ini menjadi sebuah perjalanan yang tanpa ujung, hingga tidak tau kapan aku harus berhenti, ataukah ku harus berhenti dan pergi dari jalan yang telah kulalui. Jika semua sudah kulalui, apakah semuanya juga akan berakhir, atau masih ada lagi jalan yang masih harus dilalui oleh seorang pemuda sepertiku?

            Rasanya tidak mungkin kalau kuterus melangkah tanpa adanya tujuan yang jelas. Aku harus bisa yang tidak bisa orang lain lakukan. Namun, itu semua bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan lebih dari yang orang biasa lakukan. Terbang tinggi seperti burung, bebas seperti angin yang kemanapun berhembus. Tidak ada lagi pembatas yang mampu mengikat kemauan yang kuinginkan.

“Lihat, bangun dan rasakanlah” itulah yang ada dipikiranku. Ingin sekali rasanya terbebas dari belenggu yang selalu mengikat, agar kubisa merasakan kebebasan yang sebenarnya, yang alami dan penuh dengan rasa kepuasan tersendiri. Menikmati segala yang ada, tanpa sedikitpun yang tersisa. Selama nafas ini masih berhembus, selama jiwa ini masih ada dalam tubuh yang setiap waktu akan mulai melemah, saat itulah yang masih bisa kulakukan sebelum semuanya terhenti oleh suatu yang tidak bisa lagi ditunda kedatangannya.

Dan saat kuberanjak dari kamarku, aku mulai merasakan bau segar yang kurasakan dari tempatku berdiri. Apa yang saat itu kurasakan?

To Be Continued…


Download dalam bentuk file MS Word:
Link 1 => Download
Link 2 => Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Random Posts

Text Widget

Social

© 2014 Berbagi Cerita. Designed by Bloggertheme9.
Proudly Powered by Blogger.