Bisa dibilang dia
itu mirip seperti Raisa. Ah, mungkin lebih dari itu. Sosok yang anggun,
tingginya juga lumayan, pokoknya tuh TOP BGT!!! Mungkin para lelaki seumuranku
jikalau melihatnya mungkin nggak akan percaya. Para lelaki akan tepesona
walaupun sekedar meliriknya. Kalau menurut saya, dia itu lain dari yang lain.
Karena situasi
masih ramai, jadi aku agak sedikit kesusahan kalau melihat apa yang dilakukannya,
karena banyak orang yang berlalu-lalang didepanku. Jangankan mendekatinya,
melihatnya pun jantungku sudah berdebar kencang, seperti habis berlari sejauh
10km. Temanku S menepuk pundakku secara keras, sehingga cukup membuatku kaget.
“Liatin apa sih kamu?” Tanya si S. “Nggak kok, cuma ngitungin orang yang pada
lewat doang!” kataku. “Ah, alesan aja kamu.” “Terserah lu aja deh. Eh, ayo kita
ke kelas, ntar kita telat masuk lho!”. “Ayo” jawabnya sambil meletakkan kembali
buku ke tempat semula yang ia pinjam.
Usai dari
Perpustakaan, aku melihat wanita yang kulihat dia tadi diteras kelas saat di
Perpustakaan. Dia melihat kearahku, akupun memalingkan wajahku (karena malu)
kearah temanku tadi. “Eh, ada apa lu liatin gue sampai kaya’ gitu?”. “Oh, nggak
ada apa-apa kok. Gue kira ada lalat nempel dihidung kamu. Heheee.” *jawabku cari
alesan. Setelah berjalan hampir mendekati kelas kami, tanpa kusadari, aku
terpeleset jatuh gara-gara lantai yang licin, mungkin baru dibersihkan oleh OB(Office
Boy). “Duh, sial” kataku. “Buahahahahhaaa…” tawa kejam temanku. “Dasar lo,
bukannya nolongin malah diketawain. Bantuin gue dunk!” Pintaku sambil merintih
kesakitan. “Makannya, kalau jalan hati-hati dong, udah tau lantai masih basah
masih aja lu injek, marah kan tuh lantai, hehee.” Kata temanku sambil
mengulurkan tangannya kearahku.
Sesampainya
dikelas, aku pun masih merasakan sakit akibat terpeleset tadi. Ini yang
membuatku nggak konsen saat pelajaran berlangsung. Padahal ini pelajaran yang
gurunya amat sangat tegas. Bukan gurunya yang gue masalahin, tapi mapelnya yang
bikin gue sakit nih kepala bisa seminggu gara-gara nggak paham apa yang
dijelasisn. Mau nggak mau, ya terpaksa memperhatikan sambil mengurut-urut
bagian belakang tulang punggung. “Sakit banget sih ni, dari tadi nggak
hilang-hilang sakitnya.” Bisikku perlahan.
Parahnya lagi, gue
duduknya paling depan, lo tau kan, sakitnya tuh disini. Untung aja gurunya lagi
ada keperluan penting, jadi gurunya hanya memberikan tugas. Tugas apa? Ya tugas
pelajaran lah. Masak tugas disuruh nyiapin makanan, nggak mungkin kan. Daripada
mengerjakan di dalam kelas yang suasananya pada ramai, biasanya saya pergi ke
Perpustakaan. Lagi? Ya, setau saya itu tempat yang paling strategis, aman dari
yang namanya apapun. Apalagi kalau masih jam pembelajaran, kalau keluar
misalnya ke kantin kan pasti nggak enak.
O iya, kali ini
saya pergi ke Perpustakaanya sendiri, tanpa siapapun. Jadi bisa lebih tenang
deh ngerjain tugasnya. Disaat saya mau masuk ke Perpustakaan, ada perempuan
tadi yang ternyata udah didalam duluan,. bersama temannya yang kelihatannya
mereka sedang mengerjakan sesuatu. “Oh Tuhan, ada apa ini, kok dari tadi aku
bertemu dia lagi. Apa mungkin…” Ah sudahlah. Yah, aku sih cuek aja. Lagian kan selama
nggak ada yang gangguin saya, enjoy aja.
Hampir disaat
yang bersamaan, ada seorang lelaki yang datang menghampirinya. Tapi, ada yang
aneh dengan tingkah laku lelaki tersebut. Sebenarnya, siapakah dia, apa yang
dilakukannya kemari dan mengapa dia mendekati wanita tersebut…?
0 comments:
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih