Tuesday, January 06, 2015

Antara Aku, Dia dan Harapan (2)

Denmas Ulin     Tuesday, January 06, 2015     0


            Bisa dibilang dia itu mirip seperti Raisa. Ah, mungkin lebih dari itu. Sosok yang anggun, tingginya juga lumayan, pokoknya tuh TOP BGT!!! Mungkin para lelaki seumuranku jikalau melihatnya mungkin nggak akan percaya. Para lelaki akan tepesona walaupun sekedar meliriknya. Kalau menurut saya, dia itu lain dari yang lain.

            Karena situasi masih ramai, jadi aku agak sedikit kesusahan kalau melihat apa yang dilakukannya, karena banyak orang yang berlalu-lalang didepanku. Jangankan mendekatinya, melihatnya pun jantungku sudah berdebar kencang, seperti habis berlari sejauh 10km. Temanku S menepuk pundakku secara keras, sehingga cukup membuatku kaget. “Liatin apa sih kamu?” Tanya si S. “Nggak kok, cuma ngitungin orang yang pada lewat doang!” kataku. “Ah, alesan aja kamu.” “Terserah lu aja deh. Eh, ayo kita ke kelas, ntar kita telat masuk lho!”. “Ayo” jawabnya sambil meletakkan kembali buku ke tempat semula yang ia pinjam.

            Usai dari Perpustakaan, aku melihat wanita yang kulihat dia tadi diteras kelas saat di Perpustakaan. Dia melihat kearahku, akupun memalingkan wajahku (karena malu) kearah temanku tadi. “Eh, ada apa lu liatin gue sampai kaya’ gitu?”. “Oh, nggak ada apa-apa kok. Gue kira ada lalat nempel dihidung kamu. Heheee.” *jawabku cari alesan. Setelah berjalan hampir mendekati kelas kami, tanpa kusadari, aku terpeleset jatuh gara-gara lantai yang licin, mungkin baru dibersihkan oleh OB(Office Boy). “Duh, sial” kataku. “Buahahahahhaaa…” tawa kejam temanku. “Dasar lo, bukannya nolongin malah diketawain. Bantuin gue dunk!” Pintaku sambil merintih kesakitan. “Makannya, kalau jalan hati-hati dong, udah tau lantai masih basah masih aja lu injek, marah kan tuh lantai, hehee.” Kata temanku sambil mengulurkan tangannya kearahku.

            Sesampainya dikelas, aku pun masih merasakan sakit akibat terpeleset tadi. Ini yang membuatku nggak konsen saat pelajaran berlangsung. Padahal ini pelajaran yang gurunya amat sangat tegas. Bukan gurunya yang gue masalahin, tapi mapelnya yang bikin gue sakit nih kepala bisa seminggu gara-gara nggak paham apa yang dijelasisn. Mau nggak mau, ya terpaksa memperhatikan sambil mengurut-urut bagian belakang tulang punggung. “Sakit banget sih ni, dari tadi nggak hilang-hilang sakitnya.” Bisikku perlahan.

            Parahnya lagi, gue duduknya paling depan, lo tau kan, sakitnya tuh disini. Untung aja gurunya lagi ada keperluan penting, jadi gurunya hanya memberikan tugas. Tugas apa? Ya tugas pelajaran lah. Masak tugas disuruh nyiapin makanan, nggak mungkin kan. Daripada mengerjakan di dalam kelas yang suasananya pada ramai, biasanya saya pergi ke Perpustakaan. Lagi? Ya, setau saya itu tempat yang paling strategis, aman dari yang namanya apapun. Apalagi kalau masih jam pembelajaran, kalau keluar misalnya ke kantin kan pasti nggak enak.

            O iya, kali ini saya pergi ke Perpustakaanya sendiri, tanpa siapapun. Jadi bisa lebih tenang deh ngerjain tugasnya. Disaat saya mau masuk ke Perpustakaan, ada perempuan tadi yang ternyata udah didalam duluan,. bersama temannya yang kelihatannya mereka sedang mengerjakan sesuatu. “Oh Tuhan, ada apa ini, kok dari tadi aku bertemu dia lagi. Apa mungkin…” Ah sudahlah. Yah, aku sih cuek aja. Lagian kan selama nggak ada yang gangguin saya, enjoy aja.

Hampir disaat yang bersamaan, ada seorang lelaki yang datang menghampirinya. Tapi, ada yang aneh dengan tingkah laku lelaki tersebut. Sebenarnya, siapakah dia, apa yang dilakukannya kemari dan mengapa dia mendekati wanita tersebut…?

To Be Continued…



Download dalam bentuk file MS Word:
Link 1 => Download
Link 2 => Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Random Posts

Text Widget

Social

© 2014 Berbagi Cerita. Designed by Bloggertheme9.
Proudly Powered by Blogger.