Ternyata oh ternyata, tak lain dan tak
bukan dia sendiri adalah teman si gadis tersebut. Aku pikir lelaki tersebut
adalah teman satu kelas dengan gadis tersebut. Setelah aku masuk dan duduk di
ruangan Perpustakaan, aku bukannya mengerjakan tugasku tadi, malahan
memandanginya. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Aku tidak tau lagi
kenapa ada rasa cemburu, padahal dia bukan siapa-siapaku.
Tak berapa lama, akhirnya lelaki
tersebut meninggalkan gadis tersebut. Tanpa piker panjang aku berniat mencoba
untuk menghampirinya. Alangkah sialnya diriku, saat aku hampir mendekati gadis
tersebut, tiba-tiba lelaki tersebut malahan datang menghampirinya. Agar aku
tidak dicurigai, aku pura-pura mengambil buku di rak yang ada dibelakang
mereka. “Uh, hampir aja” kataku dalam
hati. Sepertinya lelaki tersebut mengambil barangnya yang tertinggal dimeja yang tadi.
Aku melihat tingkah lakunya yang
agak aneh, tidak seperti tadi yang kukatakan. Kali ini dia agak..agak membuatku
merinding. Saat itu juga aku mengambil bukuku yang telah kuletakkan dimeja dan
sesegera mungkin aku untuk keluar dari Perpustakaan. Diluar ruangan
Perpustakaan, tiba-tiba aku mendengar suara ledakan “DUARRR!!! yang sangat keras
dan sangat membuatku terkejut. Setelah kucari tau, aku menemukan sebuah balon
yang yang sudah pecah. “Sial, ulah siapa sih ini?” gertakku dalam hati. Hampir
aja jantungku copot, tapi nggak jadi, karena sudah ku lem dengan kuat *pff.
Dengan sedikit perasan sedih yang bercampur dengan rasa marah, aku masuk
kekelas dengan perasaan yang agak aneh. Setelah aku selidiki, ternyata sepatuku
tidak ada, ternyata aku lupa memakainya.
“Busyet dah, kenapa nggak sekalian aja kalau aku lupa bernafas, menyebalkan sekali”
ucapku yang berbicara menghadap tembok.
Tak berapa lama, aku kembali untuk
mengambil sepatuku yang tadi tertinggal. Tapi dengan perasaan was-was, aku lupa
menaruh sepatuku dimana, karena yang kulihat sepatunya sama semua *beh.
Untungnya aku ingat kalau aku menandai sepatuku dibawahnya, untungnya masih dan
tidak tertukar. Dengan perasan riang gembira, aku menuju ke ruang kelas. Saat
kulihat dari luar, ternyata sudah ada gurunya. Aku bergegas masuk, namun ini
agak berbeda dari jadwal yang ada. “Sepertinya ini bukan jam pelajaran guru
tersebut”. Lalu aku bertanya kepada tema yang ada disebelahku, ternyata dia
dari kelas lain. “Eh, kamu siapa?” tanyaku. “Lha kamu siapa, kok ada disini?”
ujar dia. Dengan perasaan yang agak aneh, aku menoleh kearah belakang. Banyak
orang yang menatapku dengan tatapan tajam. “Astaghfirullah, ini kan bukan
kelasku. Pantesan gurunya beda dari jadwal yang seharusnya”. Dengan perasaan
malu, aku segera meminta izin kepaada guru tersebut dan segera meninggalkan
kelas tersebut. *Dan terjadi lagi.
Mungkin pikiranku saat itu sedang
kacau, sampai-sampai aku bingung mau ngapain. Tapi, untung aku masih diberi
kesabaran. Jika tidak kerena-Nya, mungkin aku tidak tau apa yang terjadi saat
ini. Padahal tugas belum selesai, eh,
ada lagi tugas yang menyusul. Rasanya tuh ya, seperti ikan yang tengggelam
dilautan. Eh, bukan ya. Maksudku seperti orang yang tenggelam dilautan, tapi
tidak bisa berenang. Udah jatuh, masih tertimpa tangga pula. Mungkin ini bukan
hari keberuntunganku.
0 comments:
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih