Wednesday, January 07, 2015

Antara Aku, Dia dan Harapan (3)

Denmas Ulin     Wednesday, January 07, 2015     0



            Ternyata oh ternyata, tak lain dan tak bukan dia sendiri adalah teman si gadis tersebut. Aku pikir lelaki tersebut adalah teman satu kelas dengan gadis tersebut. Setelah aku masuk dan duduk di ruangan Perpustakaan, aku bukannya mengerjakan tugasku tadi, malahan memandanginya. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Aku tidak tau lagi kenapa ada rasa cemburu, padahal dia bukan siapa-siapaku.
            Tak berapa lama, akhirnya lelaki tersebut meninggalkan gadis tersebut. Tanpa piker panjang aku berniat mencoba untuk menghampirinya. Alangkah sialnya diriku, saat aku hampir mendekati gadis tersebut, tiba-tiba lelaki tersebut malahan datang menghampirinya. Agar aku tidak dicurigai, aku pura-pura mengambil buku di rak yang ada dibelakang mereka. “Uh, hampir aja” kataku dalam hati. Sepertinya lelaki tersebut mengambil barangnya yang tertinggal dimeja yang tadi.
            Aku melihat tingkah lakunya yang agak aneh, tidak seperti tadi yang kukatakan. Kali ini dia agak..agak membuatku merinding. Saat itu juga aku mengambil bukuku yang telah kuletakkan dimeja dan sesegera mungkin aku untuk keluar dari Perpustakaan. Diluar ruangan Perpustakaan, tiba-tiba aku mendengar suara ledakan “DUARRR!!!  yang sangat keras dan sangat membuatku terkejut. Setelah kucari tau, aku menemukan sebuah balon yang yang sudah pecah. “Sial, ulah siapa sih ini?” gertakku dalam hati. Hampir aja jantungku copot, tapi nggak jadi, karena sudah ku lem dengan kuat *pff. Dengan sedikit perasan sedih yang bercampur dengan rasa marah, aku masuk kekelas dengan perasaan yang agak aneh. Setelah aku selidiki, ternyata sepatuku tidak ada, ternyata  aku lupa memakainya. “Busyet dah, kenapa nggak sekalian aja kalau aku lupa bernafas, menyebalkan sekali” ucapku yang berbicara menghadap tembok.
            Tak berapa lama, aku kembali untuk mengambil sepatuku yang tadi tertinggal. Tapi dengan perasaan was-was, aku lupa menaruh sepatuku dimana, karena yang kulihat sepatunya sama semua *beh. Untungnya aku ingat kalau aku menandai sepatuku dibawahnya, untungnya masih dan tidak tertukar. Dengan perasan riang gembira, aku menuju ke ruang kelas. Saat kulihat dari luar, ternyata sudah ada gurunya. Aku bergegas masuk, namun ini agak berbeda dari jadwal yang ada. “Sepertinya ini bukan jam pelajaran guru tersebut”. Lalu aku bertanya kepada tema yang ada disebelahku, ternyata dia dari kelas lain. “Eh, kamu siapa?” tanyaku. “Lha kamu siapa, kok ada disini?” ujar dia. Dengan perasaan yang agak aneh, aku menoleh kearah belakang. Banyak orang yang menatapku dengan tatapan tajam. “Astaghfirullah, ini kan bukan kelasku. Pantesan gurunya beda dari jadwal yang seharusnya”. Dengan perasaan malu, aku segera meminta izin kepaada guru tersebut dan segera meninggalkan kelas tersebut. *Dan terjadi lagi.
            Mungkin pikiranku saat itu sedang kacau, sampai-sampai aku bingung mau ngapain. Tapi, untung aku masih diberi kesabaran. Jika tidak kerena-Nya, mungkin aku tidak tau apa yang terjadi saat ini. Padahal  tugas belum selesai, eh, ada lagi tugas yang menyusul. Rasanya tuh ya, seperti ikan yang tengggelam dilautan. Eh, bukan ya. Maksudku seperti orang yang tenggelam dilautan, tapi tidak bisa berenang. Udah jatuh, masih tertimpa tangga pula. Mungkin ini bukan hari keberuntunganku.


To Be Continued…

Download dalam bentuk file MS Word:
Link 1 => Download
Link 2 => Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Random Posts

Text Widget

Social

© 2014 Berbagi Cerita. Designed by Bloggertheme9.
Proudly Powered by Blogger.