Tuesday, June 16, 2015

Seekor Burung Kecil dan Kerbau

Denmas Ulin     Tuesday, June 16, 2015     0
Seekor burung sedang terbang tinggi seolah-olah pergi dengan tergesapgesa yang pada saat itu diketahui oleh seekor kerbau yang sedang minum di sebuah sungai yang sangat luas. Burung itu terbang semakin jauh dan jauh hilang dari penglihatan si kerbau. Si kerbau yang melihatnya merasa ada yang aneh dengan sikap seekor burung tersebut.

Small Bird

Saat kerbau hendak pergi meninggalkan sungai tersebut, tiba-tiba ia mendengar suara yang seolah-olah memanggilnya. Kerbau menoleh dan tidak ada siapa-siapa. Saat kerbau hendak pergi, suara itu tersebut muncul lagi. Ketika menoleh ke arah belakang, ia mendengar suara seekor burung tadi yang pergi entah kemana.

Burung tersebut bertanya kepada kerbau tadi "Hai kerbau, apakah kau melihat sekumpulan burung berwarna putih seperti aku ini pergi ke arah selatan?" kata burung tersebut. Si kerbau hanya menggelengkan kepalanya, itu berarti dia tidak tau kemana perginya sekumpulan burung yang ia maksud. "Mungkin jika kau mau ikut denganku, akan aku tanyakan kepada temanku yang lain, mungkin dari mereka ada yang melihatnya." ucap si kerbau. "Hm, baiklah. Kemana kita akan pergi?" tanya si burung. "Kemarilah, ikut denganku" kata kerbau. Tanpa pikir panjang, si burung mengikuti kemana si kerbau melangkahkan kakinya.

Tibalah di suatu tempat yang banyak sekali kerbau-kerbau berkumpul bersama-sama. Kerbau tadi menanyakan kepada temannya, "Apakah kamu tadi melihat sekawanan burung berwarna putih pergi ke arah selatan?" ucapnya. "Mungkin tadi aku melihatnya" kata temannya. "Benarkah, kemana perginya mereka sekarang?" tanya seekor burung yang merasa senang. "Apakah disalah satu burung yang kau maksud ada yang berbadan besar?" tanya teman sang kerbau. "Benar skali, apakah kamu tau kemana perginya?" tanya sang burung. "Jika itu, mereka tadinya memang pergi ke arah selatan, akan tetapi mereka memutar balik ke arah timur. Aku sendiri kurang tau persis kemana perginya." kata teman si kerbau. "Baiklah kalau begitu, aku akan pergi menyusulnya sekarang. Terima kasih kawan, sampai jumpa." ucap sang burung kepada dua ekor kerbau tadi. "Sampai jumpa, hati-hati di jalan ya." ucap salah seekor kerbau tadi.

Burung kecil tadi langsung pergi meninggalkan kerbau tadi, ia langsung terbang dengan riang gembira karena akan menyusul teman-temannya yang lain. Akan tetapi, secara mendadak tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung gelap dan hari akan mulai turun hujan. Karena ia hanya seekor burung kecil yang masih belum mampu untuk terbang jarak jauh, ia memilih berhenti mencari tempat untuk berteduh. Cahaya petir mulai terlihat dengan jelas dengan diiringi suara petir yang menggelegar. Sang burung pun pergi ke suatu tempat yang dimana terdapat sarang burung yang ada di ranting pohon yang besar. Setibanya di sarang burung yang ia tempati, tiba-tiba saja datang seekor burung yang amat besar berwarna hitam. Besar tubuhnya berkali lipat dari ukuran tubuh burung kecil tadi. Apakah yang akan dilakukan burung besar tadi terhadap burung kecil tersebut?

To be Continued...

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Monday, June 15, 2015

Seorang Direktur dan Tangan Ibu yang Berkerut

Denmas Ulin     Monday, June 15, 2015     0
Seorang Direktur dan Tangan Ibu yang Berkerut

Seorang pria muda melamar posisi manajerial di perusahaan besar. Dia lulus wawancara pertama, dan sekarang akan bertemu dengan sang direktur perusahaan untuk wawancara akhir.

Direktur melihat CV prestasi akademik si pemuda yang hebat. Ia bertanya,
“Apakah kau mendapatkan semua beasiswa di sekolah?”
“Tidak,” jawab si pemuda.

“Apakah ayahmu yang membiayai sekolahmu?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berusia satu tahun. Ibu saya yang membanting tulang mencari biaya untuk sekolah saya,” si pemuda menjawab.

“Apa pekerjaan ibumu?”
“Ibu saya bekerja sebagai pencuci pakaian.”
Sang direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Pemuda itu menunjukkan sepasang tangan yang halus dan lembut.

“Apa kau pernah membantu ibumu mencuci pakaian sebelumnya?”

“Tidak pernah. Ibu saya selalu ingin menyuruh saya belajar dan membaca. Selain itu, ibu saya dapat mencuci pakaian lebih cepat daripada saya.”

Direktur berkata, “Aku punya permintaan. Jika kaupulang ke rumah hari ini, bersihkan tangan ibumu, dan kemudian aku akan melihat tanganmu lagi…”

Si pemuda merasa kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan itu melambung tinggi. Ketika ia kembali ke rumah, ia meminta ibunya untuk mengizinkannya membersihkan tangan tua itu. Ibunya merasa aneh, ia bahagia, dan dengan perasaan campur aduk, ia mengizinkan anaknya melakukan permintaannya itu.

Sumber: Islampos

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

E-mail Newsletter

Sign up now to receive updates from us.

Accordion Menu

Random Posts

Text Widget

Social

© 2014 Berbagi Cerita. Designed by Bloggertheme9.
Proudly Powered by Blogger.