Tuesday, June 16, 2015

Seekor Burung Kecil dan Kerbau

Denmas Ulin     Tuesday, June 16, 2015     0
Seekor burung sedang terbang tinggi seolah-olah pergi dengan tergesapgesa yang pada saat itu diketahui oleh seekor kerbau yang sedang minum di sebuah sungai yang sangat luas. Burung itu terbang semakin jauh dan jauh hilang dari penglihatan si kerbau. Si kerbau yang melihatnya merasa ada yang aneh dengan sikap seekor burung tersebut.

Small Bird

Saat kerbau hendak pergi meninggalkan sungai tersebut, tiba-tiba ia mendengar suara yang seolah-olah memanggilnya. Kerbau menoleh dan tidak ada siapa-siapa. Saat kerbau hendak pergi, suara itu tersebut muncul lagi. Ketika menoleh ke arah belakang, ia mendengar suara seekor burung tadi yang pergi entah kemana.

Burung tersebut bertanya kepada kerbau tadi "Hai kerbau, apakah kau melihat sekumpulan burung berwarna putih seperti aku ini pergi ke arah selatan?" kata burung tersebut. Si kerbau hanya menggelengkan kepalanya, itu berarti dia tidak tau kemana perginya sekumpulan burung yang ia maksud. "Mungkin jika kau mau ikut denganku, akan aku tanyakan kepada temanku yang lain, mungkin dari mereka ada yang melihatnya." ucap si kerbau. "Hm, baiklah. Kemana kita akan pergi?" tanya si burung. "Kemarilah, ikut denganku" kata kerbau. Tanpa pikir panjang, si burung mengikuti kemana si kerbau melangkahkan kakinya.

Tibalah di suatu tempat yang banyak sekali kerbau-kerbau berkumpul bersama-sama. Kerbau tadi menanyakan kepada temannya, "Apakah kamu tadi melihat sekawanan burung berwarna putih pergi ke arah selatan?" ucapnya. "Mungkin tadi aku melihatnya" kata temannya. "Benarkah, kemana perginya mereka sekarang?" tanya seekor burung yang merasa senang. "Apakah disalah satu burung yang kau maksud ada yang berbadan besar?" tanya teman sang kerbau. "Benar skali, apakah kamu tau kemana perginya?" tanya sang burung. "Jika itu, mereka tadinya memang pergi ke arah selatan, akan tetapi mereka memutar balik ke arah timur. Aku sendiri kurang tau persis kemana perginya." kata teman si kerbau. "Baiklah kalau begitu, aku akan pergi menyusulnya sekarang. Terima kasih kawan, sampai jumpa." ucap sang burung kepada dua ekor kerbau tadi. "Sampai jumpa, hati-hati di jalan ya." ucap salah seekor kerbau tadi.

Burung kecil tadi langsung pergi meninggalkan kerbau tadi, ia langsung terbang dengan riang gembira karena akan menyusul teman-temannya yang lain. Akan tetapi, secara mendadak tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung gelap dan hari akan mulai turun hujan. Karena ia hanya seekor burung kecil yang masih belum mampu untuk terbang jarak jauh, ia memilih berhenti mencari tempat untuk berteduh. Cahaya petir mulai terlihat dengan jelas dengan diiringi suara petir yang menggelegar. Sang burung pun pergi ke suatu tempat yang dimana terdapat sarang burung yang ada di ranting pohon yang besar. Setibanya di sarang burung yang ia tempati, tiba-tiba saja datang seekor burung yang amat besar berwarna hitam. Besar tubuhnya berkali lipat dari ukuran tubuh burung kecil tadi. Apakah yang akan dilakukan burung besar tadi terhadap burung kecil tersebut?

To be Continued...

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Monday, June 15, 2015

Seorang Direktur dan Tangan Ibu yang Berkerut

Denmas Ulin     Monday, June 15, 2015     0
Seorang Direktur dan Tangan Ibu yang Berkerut

Seorang pria muda melamar posisi manajerial di perusahaan besar. Dia lulus wawancara pertama, dan sekarang akan bertemu dengan sang direktur perusahaan untuk wawancara akhir.

Direktur melihat CV prestasi akademik si pemuda yang hebat. Ia bertanya,
“Apakah kau mendapatkan semua beasiswa di sekolah?”
“Tidak,” jawab si pemuda.

“Apakah ayahmu yang membiayai sekolahmu?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berusia satu tahun. Ibu saya yang membanting tulang mencari biaya untuk sekolah saya,” si pemuda menjawab.

“Apa pekerjaan ibumu?”
“Ibu saya bekerja sebagai pencuci pakaian.”
Sang direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Pemuda itu menunjukkan sepasang tangan yang halus dan lembut.

“Apa kau pernah membantu ibumu mencuci pakaian sebelumnya?”

“Tidak pernah. Ibu saya selalu ingin menyuruh saya belajar dan membaca. Selain itu, ibu saya dapat mencuci pakaian lebih cepat daripada saya.”

Direktur berkata, “Aku punya permintaan. Jika kaupulang ke rumah hari ini, bersihkan tangan ibumu, dan kemudian aku akan melihat tanganmu lagi…”

Si pemuda merasa kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan itu melambung tinggi. Ketika ia kembali ke rumah, ia meminta ibunya untuk mengizinkannya membersihkan tangan tua itu. Ibunya merasa aneh, ia bahagia, dan dengan perasaan campur aduk, ia mengizinkan anaknya melakukan permintaannya itu.

Sumber: Islampos

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Monday, April 06, 2015

Teman Biasa

Denmas Ulin     Monday, April 06, 2015     0

Suatu hari John mengundang ibunya makan malam di apartemennya bersama dengan teman se-apartemennya. Sewaktu makan, ibunya selalu memperhatikan betapa cantiknya teman se-apartemen John ini.

Sang ibu sudah lama memendam kecurigaan adanya hubungan istimewa antara John dan teman se-apartemennya dan oleh sebab itu menambah keingintahuan sang ibu tentang hubungan anaknya itu.

Hingga malam hari, sang ibu memperhatikan bagaimana kedua insan itu berinteraksi… sang ibu mulai bertanya-tanya dalam hatinya ada apa di balik hubungan John dan temannya itu.

Membaca pikiran sang ibu, John berkata, “Saya tahu apa yang ada dalam pikiran ibu, tetapi saya jamin, Julie dan saya hanyalah TEMAN BIASA saja.”

Satu minggu kemudian , Julie mengatakan pada John, “Sejak ibumu datang makan malam, saya tidak dapat lagi menemukan sendok perak kuah itu. Kau tidak akan mengira jika Ibumu yang membawanya bukan?”

John berkata, “Aku meragukan hal itu, tetapi untuk memastikannya aku akan menulis surat padanya.”

Lalu John menulis suratnya sebagai berikut:
Ibu yang tercinta,
Saya tidak mengatakan ibu “mengambil” sendok kuah dari apartemenku, dan saya juga tidak mengatakan ibu “tidak mengambil” sendok kuah itu. Tetapi faktanya adalah bahwa sendok kuah itu raib sejak ibu datang makan malam di sini.


Beberapa hari kemudian John menerima surat dari ibunya yang berbunyi:
Puteraku sayang,
Ibu tidak mengatakan kau “tidur” dengan Julie, dan ibu juga tidak mengatakan kau “tidak tidur” dengannya.
Tetapi faktanya adalah… bila ia tidur di tempat tidurnya sendiri, ia akan menemukan sendok kuah itu di sana, dibawah bantalnya..
Ibumu tercinta.


Sumber: BPL (Berbagi Pengetahuan Langka)

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Monday, March 16, 2015

Insinyur Beralih Profesi Menjadi Dokter Ekonomi dan Bisnis

Denmas Ulin     Monday, March 16, 2015     0

Seorang insinyur menganggur untuk waktu lama. Dia tidak bisa menemukan pekerjaan sehingga ia membuka klinik medis dan menempatkan tanda di luar: "Dapatkan perawatan penyakit anda dengan membayar sebesar Rp. 1 juta, jika tidak sembuh, maka uang anda kembali Rp. 2 juta."
Seorang dokter merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mendapatkan Rp. 2 juta dan pergi ke klinik insinyur itu.

Dokter: "Saya telah kehilangan indera pengecap di mulut saya."
Engineer: "Perawat, bawa obat-obatan dari kotak 22 dan taruh 3 tetes di mulut pasien."
Sang perawat pun melakukannya dan si dokter berteriak dengan keras.
Dokter: "Ini adalah bensin!"
Engineer: "Selamat! Indera pengecap anda sudah pulih kembali. Biayanya Rp. 1 juta.."
Dokter merasa terganggu dan kembali lagi setelah beberapa hari kemudian untuk memulihkan uangnya.
Dokter: "Saya telah kehilangan daya ingat saya, saya tidak ingat apa-apa."
Engineer: "Perawat, bawalah obat-obatan dari kotak 22 dan taruh 3 tetes di mulut pasien."
Dokter: "Tapi itu bensin!"
Engineer: "Selamat! Ingatan anda telah kembali. Biayanya Rp. 1 juta.."
Dokter marah dan kembali setelah beberapa hari lagi dengan berjalan seolah-olah buta.
Dokter: "Penglihatan saya menjadi sangat lemah."
Insinyur: "Yah, saya tidak memiliki obat untuk ini. Silakan ambil uang Rp. 2 juta ini.."
Dokter: "Tapi ini adalah Rp. 1 juta!!"

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Saturday, March 07, 2015

Engineer dan Matematikawan

Denmas Ulin     Saturday, March 07, 2015     0

Sekelompok engineer dan matematikawan sedang naik kereta bersama untuk menghadiri sebuah workshop (lokakarya). Setiap orang matematikawan membawa selembar karcis, tetapi para engineer hanya punya selembar karcis untuk semua orang. Tentu saja, para matematikawan menertawai ketololan kelompok engineer.
Saat kondektur hampir masuk, semua engineer bergegas masuk ke kamar kecil. Kondektur mengetuk pintu kamar kecil, dan berteriak, “Karcisnya, Pak.” Sebuah tangan mengacungkan selembar karcis itu keluar kamar kecil. Kondektur memeriksa dan kemudian berlalu. Para engineer pun keluar dari kamar kecil.
Para matematikawan merasa kecele. Pulang dari workshop, para matematikawan hanya membeli selembar karcis. Tetapi para engineer tidak membeli karcis selembarpun. Para matematikawan kembali menertawai keanehan pada engineer.
Saat kondektur hampir masuk, para engineer masuk ke kamar kecil. Dan para matematikawan masuk kamar kecil satunya. Tapi kemudian salah satu engineer keluar dari kamar kecil, mengetuk pintu kamar kecil para matematikawan, dan berteriak, “Karcisnya Pak!”

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Salah Tunjuk

Denmas Ulin     Saturday, March 07, 2015     0

“Hei, kamu yang berdiri di belakang,” ucap dosen sejarah. “Coba sebutkan para pelaku yang menandatangani Perjanjian Linggarjati!”

“Maaf, saya nggak tahu, Pak.”

“Apa? Nggak tahu? Baiklah, kalau begitu sebutkan saja tahun berapa perjanjian itu ditandatangani?”

“Maaf, saya nggak tahu juga, Pak.”

“Nggak tahu sama sekali? Bahan itu kan sudah saya tugaskan untuk dibaca minggu lalu. Lantas untuk apa kamu datang ke sini?”

“Mau memeriksa kabel lampu ini, Pak. Saya petugas PLN.”

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Robot Pendeteksi Kebohongan

Denmas Ulin     Saturday, March 07, 2015     0

Budi adalah seorang profesor penemu ulung, dia berhasil menciptakan robot yang bisa mendeteksi kebohongan, dia membuat robot itu sedemikian rupa sehingga ketika mendengarkan kebohongan, sang robot akan langsung menampar si pembohong itu…

Budi dengan bangga membawa robot itu ke ruang keluarga dan menunggu anaknya pulang… tapi anaknya tak kunjung pulang… ditunggu-tunggu baru sore hari sang anak pulang…
“Kamu dari mana? Kok pulangnya telat?” tanya si Budi.
“Ada pelajaran tambahan pa…” jawab sang anak.
*PLAK*

Sang robot menampar si anak…
“Nak, ini adalah robot ciptaan ayah, dia akan menampar siapapun yang berbohong..! sekarang katakan dengan jujur, kenapa pulangnya telat??!”
“Maaf ayah.. aku habis menonton film di rumah teman…”
“Film apa?”
“Film Sinetron pak!”
*PLAK*

“Ayo katakan dengan jujur film apa??”
“Maaf Ayah… saya menonton film porno…”
Mendengar itu marahlah si Budi.
“Kamu itu yach… kecil-kecil uda nakal, mau jadi apa kamu nanti besar? Kurang ajar kamu yach… bikin malu ajah… perbuatan yang benar-benar memalukan!!! Papa waktu seumuran kamu gak pernah melakukan hal senakal kamu…!”
*PLAK*

Budi ditampar sang robot.
Kemudian sang mamah berbicara, "Papah nggak usah marah gitu dong ke anak kita". Lalu robot tersebut menampar muka si mamah.

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Dokter Gigi

Denmas Ulin     Saturday, March 07, 2015     0

Ada seorang nenek kaya sedang berobat ke Dokter Gigi karena giginya mengalami masalah dan harus dicabut.

Dokter: "Gigi yang mana yang sakit nek!?"
Nenek: "Yang atas dok!"
Dokter: "Coba saya lihat... wah ini harus dicabut nek!"
Nenek: "Terserah dok asal sembuh..."
Lalu dokter mencabut gigi nenek.
Dokter: "Udah, gak sakit kan?"
Nenek: "Iya, makasih ya dok? Berapa biayanya?!"
Dokter: "Udah gak usah bayar nek!"
Nenek: "Makasih dok, semoga kebaikan anda mendapat balasan dari Tuhan."


Nenek itu pulang ke rumahnya, sesampainya dirumah,cucu nya bertanya.
Cucu: "Gimana nek, udah baikan??"
Nenek: "Yah lumayan, tadi dokternya baik banget cabut giginya gratis!"
Cucu: "Gratis nek? Coba saya lihat yang mana yang dicabut... Hah!! Gigi emas nenek mana????"

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Sunday, February 22, 2015

Tempat Tinggal Baru - Part 1

Denmas Ulin     Sunday, February 22, 2015     0
Ilustrasi

            “Tok tok tok!!!” suara keras terdengar dari pintu luar. Aku segera turun melalui anak tangga menuju lantai bawah untuk membukakan pintu. Suara itu terdengar agak keras. “Iya sebentar!” gumamku. Aku membukakan pintu, kulihat seorang perawakan tinggi besar yang sedang membelakangiku. “Siapa ya?” tanyaku kepadanya. Dia perlahan menoleh ke arahku. Ternyata dia adalah teman jauh yang sudah lama kami tidak saling berjumpa. Namanya adalah Albert K. Kami saling mengenal sejak SMP. Saat itu dia pernah menjadi teman sekelasku. “Hei, how are you, long time no see!” ucapku. “I’m fine.” Ucapnya.
            Aku mempersilahkannya masuk.
“Bagaimana kau bisa menemukan tempat tinggalku?” tanyaku.
“Itu hal yang mudah, aku menanyakan alamat ke teman-temanmu.” Tuturnya.
“Sejak kapan kamu tinggal di daerah sini, Albert?”

“Aku baru saja pindah beberapa minggu yang lalu. Saat aku pergi ke rumahmu, ternyata kamu tidak ada. Lalu aku menghuungi teman-temanmu, dia mengatakan kalau kamu pindah di London, jadi entah kebetulan atau tidak kita bisa bertemu disini. Aku tingal di apartemen dengan keluargaku.” Katanya  sambil menatapku.
            Sepertinya ia mulai agak sedikit lelah setelah mencari-cari tempat tinggalku, aku membuatkan saja sarapan, karena aku daritadi juga belum sarapan. Aku dan dia saling mengobrol sambil menyantap hidangan telah aku siapkan tadi. Setelah agak lama, dia segera pergi tergesa-gesa dan mengucapkan sampai jumpa karena ada urusan lain di tempat ia bekerja. Aku jadi berpikir kalau ia mampir hanya numpang makan.
            Aku segera membereskan barang-barang yan ada di meja makan tadi, aku melihat jas yang Albert yang tadi ia kenakan di taruh di gantugan. Aku rasa dia telah meninggalkan jasnya, aku segera mengambil ponsel milikku untuk menghubunginya, suara dering ponsel di dalam jas tersebut aku lihat, ternyata dia juga meniggalkan ponselnya di jas tersebut. Aku nggak habis pikir, bagaimana aku harus mengembalikannya. Tanpa pikir panjang aku per mandi dan segera berangkat ke kantor.
            Perjalanan menggunakan mobil dari rumahku ke tempat kerja lumayan agak jauh, sekitar seperempat jam baru sampai, itu pun kalau lancar. Biasanya kalau macet bisa hampir satu jam. Ngomong-ngomong, aku bekerja di perusahaan swasta, aku bekerja sebagai Manager perusahaan. Dan aku menjadi orang terpenting dalam perusahaan tersebut demi kemajuan perusahaan. Aku baru bekerja beberapa bulan yang lalu.
            Aku tinggal di rumah sendirian karena factor pekerjaan. Sedangkan orang tuaku dan saudaraku berada untuk sementara mereka tinggal di rumah. Aku ingin sesekali mengajak mereka ke rumah baruku, yang telah ku dapatkan setelah aku bekerja dalam beberapa bulan.

To Be Continued…

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Friday, February 20, 2015

Jualan Malam Minggu

Denmas Ulin     Friday, February 20, 2015     0

Oleh: Ay Yea

Malam ini Husin bersama dengan Babang Julian jualan lagi.
Husin: "Semoga malam ini hujan lebat."
Julian: "Eh, apa-apaan kamu, Sin? Nanti dagangan nggak laku. Pada malas keluar. Kita bisa dimarahin Babang Aziz, dapet hasil sedikit."
Husin: "Biarin, Bang. Dari pada hatiku merana melihat suami istri yang sedang berjalan mesra. Bergandengan tangan menikmati asmara."
Julian: "Makanya, #nikahsana. Jangan cuma berani godain tetangga kita itu aja."
Husin: "$%&-+# ...."


Sumber: KBM

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Thursday, February 19, 2015

Hati-Hati Kalau Berdo'a, JANGAN MENGUTUK!!!

Denmas Ulin     Thursday, February 19, 2015     0

Suatu pristiwa jaman dulu, bahwa, ada Seorang biksu diperintah oleh Raja untuk mendampingi sang pangeran
ke hutan untuk berburu rusa.
Selama berburu bidikan panah sang pangeran selalu tdak mengenai sasaran,
sang pangeran sangat geram dan tanpa ia sadari ia berkata kasar
"Bangsat.... bidikanku
meleset!!"
"Husss!" kata si biksu "Pangeran tidak boleh berkata kasar, apa pangeran tidak takut pada
dewa petir yang selalu menghukum orang-orang yang berbicara kasar".
"Persetan dengan dewa petir, pokoknya hari ini aku harus pulang dgn membawa hasil
buruanku".
Jawab sang pangeran sambil membidik seekor rusa buruannya.
Tapi memang hari itu pangeran sedang sial,
bidikannya meleset lagi dan
tentunya sang pangeran makin marah
"Bang*at.. Bidikanku meleset lagi".
Sang biksu kembali menasehati sang pangeran, tapi kali ini dengan dibarengi
ancaman
"kalo sekali lagi pangeran bekata kotor, maka saya tidak akan segan memohon
pada dewa petir untuk menghukum pangeran"
kata biksu yg mulai marah karena nasehatnya ngga
digubris oleh sang pangeran.
Mendengar ancaman sang
biksu, sang pangeran malah merasa tertantang
"bang*at.... bang*at...bangs*at..bang*at.. Ayo, mana dewa petirmu..mana?".
Sang biksupun lansung berdo'a, meminta dewa petir untuk menghukum sang pangeran yang mulai lancang, dan tiba-tiba langit mendung... Angin bertiup sangat kencang.... Entah dari mana
datangnya, tiba-tiba
"DHUUUUAAAAAAAR
RR...AR....AR.. ..AR"
petir menyambar..!
tapi aneh., petir itu menyambar sang biksu,
Padahal ia sama sekali nggak pernah berkata kasar.
Sang pangeran berdiri
disamping mayat biksu yang gosong karena tersambar petir, dan bertanya pada dewa petir:
"Wahai dewa petir, aku yang
berbicara kasar, tapi kenapa biksu ini yang engkau sambar".
Dewa petir menjawab :
"Bang*at....! bidikanku
meleset".
Hahahahahahahaha....


#Just4Fun

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Friday, February 13, 2015

Kenapa Smartphone Mahal Harus Di Tambah Antigores+Cover Pengaman ???

Denmas Ulin     Friday, February 13, 2015     0
Kisah seorang anak dan ayahnya...

Seorang gadis membeli sebuah Smartphone keluaran terbaru. Untuk melengkapi Smartphone nya gadis itu juga membeli layar antigores dan sebuah cover cantik untuk Smartphone tersebut. Gadis itu menunjukkan handphone barunya kepada sang ayah, kemudian terjadi percakapan seperti di bawah ini:
Ayah: “Wah, Hp mu bagus sekali nak. Berapa harganya?”
Gadis: “Harga Smartphone nya 7 juta, 200 ribu untuk
covernya, dan 100 ribu untuk antigoresnya.”
Ayah: “Oh, kenapa kamu sampai harus membeli cover dan antigoresnya? Padahal kamu bisa menghemat 300 ribu”.
Gadis: “Ayah! Aku sudah menghabiskan 7 juta untuk membeli Smartphone ini, bagaimana kalau Smartphone ini sampai rusak!? 300 ribu bukan apa-apa dibanding keamanan HP ku. Lagipula covernya membuat Hp ku semakin terlihat cantik.”
Ayah:” Hmm, bukankah berarti produsen Hp mu itu teledor karena membuat HP yang tidak cukup aman jika tidak pakai perlindungan?”
Gadis:” Tidak Ayah! Produsen Hp ini sendiri yang merekomendasikan untuk membeli layar antigores dan cover untuk perlindungan. Dan aku tentu tidak
mau Hp ku rusak!”
Ayah: “Apakah semua itu malah membuat
kecantikan hapemu berkurang?”
Gadis: “Tidak, malah Smartphone ku semakin terlihat cantik”.
Sang ayah menatap anak perempuannya
kesayangannya dengan senyum penuh sayang.
Kemudian sang ayah berucap, “Anakku, kamu tahu ayah sangat menyayangimu. Kamu membayar 7 juta untuk membeli Smartphone favoritmu dan 300 ribu untuk perlindungannya.
Dan Ayah sudah membayar dengan segenap hidup ayah untuk memilikimu, apalah artinya kalau kau tidak mengcover dirimu dengan HIJAB untuk perlindunganmu.Handphone ini tidak akan
dipertanyakan di akhirat ini, tapi anakku, kau dan ayah akan dipertanyakan tentang perlindunganmu"

Tadabbur Qs. Annur 31 dan Al Ahzab 59

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Tuesday, January 20, 2015

Memories of The Past

Denmas Ulin     Tuesday, January 20, 2015     0
            Sebenarnya aku sudah berencana pergi libur akhir pekan ini,  tapi secara mendadak ada tugas dari atasan yang diberikan kepada saya, sangat disayangkan padahal semua sudah kurencanakan sejak dari awal. Akhirnya aku membatalkan pergi liburan dengan keluarga, sedih bagiku yang mengingat kalau perkerjaanju ini banyak masuknya ketimbang liburnya walaupun hari itu sedang tanggal merah.

            Aku berfikir sejenak, kapankah aku bisa mengambil cuti disaat-saat hari sibuk seperti ini. Aku lebih fokus terhadap pekerjaanku saat ini, mengingat saat ini adalah situasi yang sangat sibuk seperti hari-hari biasanya. Aku mulai bekerja di perusahaan ini sudah sejak 2 tahun yang lalu, pada saat itu perusahaan ini belum sehebat sekarang ini yang tumbuh besar.

            Sejak sat itu aku tidak berencana untuk mendaftar di perusahaan ini, tetapi mau tidak mau aku harus melakukannya, karena pada saat itu ekonomi di Indonesia sedang lemah. Aku mendaftar di perusahaan ini dengan teman-temanku setelah lulus kuliah, ada sekitar 10 orang yang mendaftar termasuk aku, tetapi hanya 3 yang diterima. Aku kira proses masuk di perusahaan semacam ini tidak seketat perusahaan-perusahaan besar lainnya, menurutku pada saat itu perusahaan ini tidak terlalu besar. Tetapi banyak juga yang mendaftar kesini, saya rasa proses masuknya pasti agak sulit.

            Bagiku bekerja di perusahaan ini sangat mengasyikkan, tidak terlalu membosankan. Karena kita tidak perlu susah-susah saat bekerja, hal itu dikarenakan ada pendamping setiap orangnya, ya seperti asisten gitu lah.

            "...O iya, kenapa malah jadi menceritakan tentang pekerjaanku, maaf ya telah membuat kalian menunggu."

            Aku mempunyai suatu pengalaman yang setiap kali aku mengingatnya pasti aku tertawa kecil. Padahal aku sudah berusaha untuk Move On, tetapi masih saja sulit bagiku untuk melupakannya. Mungkin itu adalah pengalaman yang berharga dalam hidupku, naik aku disaat aku sedang dalam suasana senang maupun sedih, saat aku teringat akan hal itu aku menjadi lebih bahagia, ibarat menang undian+dapat hadiah pesawat, hahahaa..

            Sebenarnya tidak ada yang special dalam hidupku sejak aku lahi hingga sekarang ini. Aku benar-benar tidak ingin mempunyai apa yang aku miliki, tetapi aku selalu mendapat apa yang aku butuhkan. Sejak kecil sebenarnya aku orangnya pemalu dan penyendiri. Jadi jangan heran kalau aku jarang bergaul dengan orang-orang sekitar. Aku lebih suka melakukan hal sendirian. Ada kalanya aku juga membutuhkan orang lain untuk mendapatkan apa yang harapkan, atau lebih tepatnya memanfaatkan orang lain.

            Aku suka sekali dengan tantangan yang mebahayakan atu yang sangat ekstrim. Karena bagiku itu merupakan rintangan yang sangat sangat luar biasa. Mengapa, karena aku lebih suka menghabiskan sebagian waktu setelah bekerja seharian, hal tersebut kulakukan untuk mengasah mentalku, apakah aku masih berani atau takut. Sebenarnya yang aku rasakan ketika memulai aktivitas di pagi hari adalah semangat membara. Kira-kira, apa yang akan terjadi nanti, menanti sebuah permasalahan yang menantiku, yang mana permasalahan tersebut aku anggap sebagai permainan. Karena jika engkau tidak pandai memainkannya, engkau akan dipermainkan.

            Dalam keseharianku hampir tidak ada waktu luang atau waktu yang tidak terpakai ,kecuali kalau pada saat tidur. Jikalaupun ada, tidak akan kubiarkan waktu tersebut sia-sia begitu saja. Biasanya aku akan mengisinya dengan suatu hal yang bermanfaat, seperti membaca, menulis dan lain sebagainya yang aku anggap itu adalah peluang.


            Aku lebih suka membaca novel, atau lebih suka ke cerita-cerita lucu, bagiku itu merupakan suatu hiburan dikala ku sendiri.


Download file dalam bentuk MS Word:
Link 1 Download
Link 2 Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Sunday, January 18, 2015

Pertama Masuk Kuliah

Denmas Ulin     Sunday, January 18, 2015     2


            Jam setengah lima pagi alarm handphoneku berbunyi, menunjukkan kalau aku harus bangun pagi. Aku bergegas untuk bangun dari mimpiku semalam yang aku rasakan.
Rasanya masih sulit untuk membuka mata ini,sambil melirak-lirik kearah kanan kiri agar aku benar-benar sadar. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menuju kamar mandi, berwudzu, untuk melaksanakan shalat Subuh. Setelah itu, aku mempersiapkan peralatan kuliah yang harus aku bawa. Juga menyiapkan pakaian yang akan aku kenakan hari ini.

            Sarapan pagi juga penting buat saya, agar nanti perutku tidak mengganggu konsentrasiku saat berada di kelas. Jam enam lebih seperempat aku pergi mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kutolong Ibu, membersihkan tempat tidurku.* Lah, kok malah nyanyi sih? Heheheee!!!

            Bangun, sudah. Sarapan sudah. Mandi juga sudah. Saantya berangkat, Let’s Go!!! Eits, tunggu dulu, masih ada yang kurang nih. O  iya. Berpamitan kepada Orang Tua dulu sebelum pergi. Minta didoakan agar segala urusan dimudahkan oleh Allah. Saatnya OTW! Karena jarak dari rumah ke kampus lumayan dekat, aku berangkat dari rumah jam tujuh kurang seperempat. So, dijalan aku ngggak usah terburu-buru, sambil melihat pemandangan di kanan kiri.

            Setelah sampai di kampus, aku menuju ke kelas. O iya, waktu itu aku belum tau dimana letak ruang kelasku, lalu aku bertanya kepada sesorang yang kelihatannya juga baru berangkat dan mungkin dia kakak kelasku. Setelah bertanya, aku buru-buru masuk ke ruang kelas, karena saat itu jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih sedikit. Setelah kucari, akhirnya ketemu juga. Untungnya saat itu belum ada dosennya. “Alhamdulillah” kataku dalam hati.

            Diruang kelas aku merasa “asing”, entah aku yang belum kenal mereka atau akunya yang nggak mau kenal sama mereka. “Ah, nanti lama-lama juga terbiasa” ucapku dalam hati. Aku berbincang-bincang dengan seseorang yang ada disebelahku.  Sampai jam pertama hampir selesai, dosennya juga belum datang. Akhirnya kita pindah kelas, setelah lama menunggu, dosennya juga tidak hadir. Antara perasaan senang dan sedih campurjadi satu. Bagaimana tidak, saya dikelas hanya bermain dan  mengobrol. Pasti sangat membosankan bagi saya.

            Saat jam pelajaran terakhir, akhirnya ada juga dosen yang datang. Walaupun agak telas sih, syukurlah, daripada nggak ada dosennya. Dosen tersebut tidak langsung menyampaikan materi, tetapi hanya perkenalan/ta’aruf. Nggak sampai setengah jam, langsung selesai. Kukira ini akan lama, ternyata diluar dugaanku, ternyata pulang sedkit lebih awal dari jam yang sudah ditentukan.


To be Continued…

Download file dalam bentuk MS Word:
Link 1 Download
Link 2 Download

2 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Catatan Hati Seorang Mahasiswa

Denmas Ulin     Sunday, January 18, 2015     0


            Mahasiswa, itulah sebutan untuk orang yang kuliah di universitas/perguruan tinggi. Salah satunya adalah saya, sebagai mahasiswa saya juga harus bisa mandiri, tidak ada waktu untuk bermalas-malasan. Menjadi seorang mahasiswa itu awalnya susah, tapi lama-kelamaan akhirnya juga terbiasa dengan sendirinya. Mahasiswa berbeda dengan siswa, karena menjadi mahasiswa harus disiplin yang tinggi. Hampir tidak ada kata untuk libur kuliah, apalagi kalau pas pembelajaran dosennya tidak hadir, maka kita pembelajaran akan tetap berlangsung walaupun tanpa dosen sekalipun.
            Hari demi hari semakin banyak tugas kuliah yang harus diselesaikan. Tidak ada hari tanpa membaca, semua materi yang disampaikan oleh dosen kita harus bisa merangkumnya atau membuat catatan kecil, apalagi kalau tidak memiliki buku pegangan. Menjadi mahasiswa harus juga aktif, aktivis dan artis. Aktif berkuliah, aktifis dalam berorganisasi dan menjadi artis dikampus, maksudnya agar orang dilingkungan kelas/kampus tau siapa kita.
            Karena jika tidak belajar, akan lebih banyak waktu yang terbuang percuma. Mahasiswa juga harus punya kreatifitas yang tinggi, dan tidak selalu mengakui kreatfitas milik orang lain. Selain itu, mahasiswa juga harus tetap  menjaga komunikasi, ini adalah hal yang sangat penting. Agar bisa lebih akrab dan komunikasi tetap terjalin dengan baik. Dalam perkuliahan, paling tidak kita harus mengikuti UKM dikampus, agar wawasan kita menjadi lebih luas dan juga melatih mental kita. Pada saat mengikuti UKM, usahakan untuk mengatur waktu/jadwal antara kuliah dan berorganisasi. Karena tujuan utama kuliah adalah mencari ilmu, dan mengikuti organisasi adalah hal sampingan oleh mahasiswa.
            Selain hal diatas, juga perlu untuk mencari teman yang bisa diajak untuk diskusi bersama. Supaya kita menjadi lebih tau apa yang tidak kita ketahui. Mahasiswa juga harus menjaga etika/moral/sopan santun terutama dilingkungan kampus. Karena tingkah laku kita diawasi oleh dosen. Lebih baik saat dikelas waktu pembelajaran, usahakan untuk aktif, agar pada saat suasana pembelajaran tidak terasa kaku. Apabila dosen memberi kesempatan untuk bertanya lebih baik bertanya saja, agar misalnya kalau ada yang kurang dimengerti bisa lebih dijelaskan lagi.
            Kalau berangkat usahakan pagi, atau sebelum pelajaran dimulai, agar bisa memilih tempat duduk yang kita sukai. Dan juga jangan membuat gaduh didalam kelas, karena itu suatu kebiasaan yang buruk. Apabila di papan tulis kotor/masih ada tulisan, lebih baik dihapus/bersihkan sebelum dosennya datang, agar disaat dosen sedang menulis di papan tulis, dosennya tidak perlu repot-repot menghapusnya, dan tentunya akan menghemat waktu.

            Bergaul lah dengan teman diluar kelas, jika anda punya. Usahakan untuk mencari teman yang asyik diajak mengobrol tentang pelajaran ataupun basa-basi. Karena semakin banyak teman lebih baik. Misalnya saja jika anda sedang dalam kesulitan mengerjakan sesuatu, anda bisa tanya ke teman anda.

Download file dalam bentuk MS Word
Link 1 Download
Link 2 Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Tuesday, January 13, 2015

Antara Aku, Dia dan Harapan (7)

Denmas Ulin     Tuesday, January 13, 2015     0
            Ternyata dia yang membuatku terkejut, aku kira tadi siapa, terrnyata yang ditunggu-tunggu akhirmya datang juga. Aku nggak terkejut kalau ada guru yang telat masuk ruang kelas, bahkan tidak jarang yang sering telat masuk kelas. Kami semua kembali ke tempat duduk masing-masing setelah bermain-main di kelas. Asal kalian tau, plajaran yang menurutku paling mengasyikkan ialah pelajaran jam kosong, hehee!
            Aku mengajak temanku pergi perpustakaan. Aku biasanya pergi ke perpustakaan sendirian, tapi nggak enak sama yang lain. Mungkin takut kalau aku dianggap oleh teman-temanku menjadi orang yang penyendiri, atau mungkin menjadi seseorang yang misterius. Dan, hal yang aku pernah merasakannya, kini terulang kembali. Mungkinkah itu si dia.
            Aku menyuruh temanku untuk menunggu di dalam perpustakaan, aku pergi ke kamar mandi. Apakah aku mempunyai kekuatan super, sehingga aku bisa merasakan kehadirannya di sekitarku. Aku segera menemui temanku yang kutinggal di perpus tadi. Hampir aja aku dijalan menabrak seseorang, ternyata itu adalah si dia. Tanganku gemetaran saat mengambil buku yang dibawanya terjatuh saat aku menabraknya, atau mungkin dia yang menabrakku. Aku membantunya mengambil buku-bukunya dan meminta maaf lalu pergi.
            Diperjalanan aku membayangka wajahnya yang anggun nan mempesona. Jangan memaksaku untuk mengingat bagaimana wajahnya, aku bisa senyam-senyum sendir kalau aku membayangkannya. Aku merasa sedih, juga senang bahkan bahagia tapi menderita. Yap, semua perasaan bercampur mejadi satu. Sepertinya mulai ada rasa suka kepadanya. Tapi aku juga harus tau diri, siapa aku dan siapa dia.
            Setelah rasa haus ini terobati, aku baru sadar kalau temanku tertinggal di dalam perpustakaan tadi. Aku segera mencari temanku yang hilang tadi. Baru saja aku beranjak dari kursi, sepertinya ada seseorang dari belakang yang menepuk pundakku. Saat aku menoleh ke belakang, ternyata dia tepat di belakangku. “Eh, ngapain bro lu disini?” tanyaku. “Oh, jadi lu sekarang ninggalin gue! Ok fix.” Ucapnya. “Eh bro,lu kira ini sinetron?” *plak.
            Hari ini memang melelahkan, lain dari hari-hari biasanya. Aku pulang agak sore. Semenjak kejadian tadi, sikapku berubah drastis. Aku merasa malu, bukannya senang. Tapi untungnya itu hanya sesaat. So, It’s ok no problem! Aku pikir itu hanya cobaan. Tapi iman ku harus kuat, tidak boleh terkecoh. Dan aku rasa wajar bila remaja sepertiku mulai muncul rasa ketertarikan terhadap lawan jenis.


To Be Continued…

Download dalam bentuk file MS Word:
Link 1 Download
Link 2 Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Monday, January 12, 2015

Antara Aku, Dia dan Harapan (6)

Denmas Ulin     Monday, January 12, 2015     0

            Saat aku akan pergi dari kamarku, aku sepertinya mencium sesuatu yang baunya harum. Saking harumnya, aku bersegera untuk memandikan tubuhku ini yang sudah tidak tahan lagi dengan keadaan yang sudah tidak memungkinkan. Aku tanggalkan semua pakaianku, hingga hanya sebuah handuk yang kini melilit tubuhku. Kunyalakan “Shower” yang ada di kamar mandi, dan basahlah semua kini diseluruh tubuhku.

            Pakaian yang sudah kupersiapkan sejak awal kini sudah aku kenakan. Sesegera mungkin aku turun menuju ruang makan untuk sarapan pagi sebelum aku berangkat. Entah mengapa, disaat ini kumerasakan hal yang tidak enak dalam diriku. Mendadak kepalaku merasa pusing, mungkin ini karena tadi malam aku belum makan, jadinya tubuhku agak lemas.

            Kebetulan sekali, makanan yang dihidangkan dimeja makan pada saat itu adalah makanan favoritku. Dan kalaupun lagi lapar, pasti sangat lezat saat menyantapnya. Kulihat sepertinya orang tuaku sudah pergi duluan, hanya aku yang masih dirumah. Dimeja makan ada secarik kertas yang ditujukan kepadaku. Yang isinya adalah jangan lupa mengunci pintu saat mau berangkat.

            Diperjalanan, karena tadi aku berangkat belakangan jainya aku memakai sepeda motor, aku melihat ada pujaan hati yang ternyata dia juga berangkat menuju sekolah. Teman-temannya menghampirinya, aku yang hanya melihatnya dari sisi yang jauh kuhanya bisa tersenyum.

            Karena tadi aku berangkatnya agak kesiangan, hampir saja pintu gerbang akan ditutup. Untung saja si satpam baik hati, jadinya aku boleh masuk. Pas didalam aula sekolah, bel langsung berbunyi pertanda bahwa jam pelajaran dimulai.

            Aku heran, kenapa si dia bisa terlambat, padahal dia tadi berangkatnya duluan. “Ah, mungkin dijalan paling bannya bocor” bisikku dalam pikiran. Aku menghiraukan akan hal itu, aku bergegas menuju kelas dan mengikuti doa bersama. Seperti yang kuharapkan, jam pertama ternyata kosong. Mungkin gurunya sedang ada halangan untuk mengajar.

            Setelah agak lama menunggu sang guru, aku memutuskan untuk keluar dari kelas. Saat tepat didepan pintu, tiba-tiba muncul seorang membuka pintu dari luar. Spontan saja hal itu membuatku terkejut setengah mati, dadaku langsung berdebar-debar dan yang membuatku merinding adalah ketika ia tepat didepan wajahku. Tapi, siapakah dia?

            To Be Continued. . .

Download dalam bentuk file MS Word:
Link 1 => Download
Link 2 => Download


0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Sunday, January 11, 2015

Antara Aku, Dia dan Harapan (5)

Denmas Ulin     Sunday, January 11, 2015     0

            Mentari pagi menyinari bumi, menggantikan malam yang telah dinanti kedatangannya oleh sang rembulan. Kehangatan yang perlahan mulai kurasakan ditubuhku yang diterangi sinar pagi di depan jendela kamarku. Rasanya aku mulai bersemangat untuk bermalas-malasan dikamar. Karena masih banyak hal yang menantiku diluar sana, kupersiapkan diriku untuk hari ini, menunggu saatnya untuk menghadapi berbagai rintangan yang akan menghampiriku, ataukah aku yang menjemputnya.

            Seperti biasanya, aku selalu memulai aktifitas diawal hariku dengan senyuman, berharap hari ini akan menjadi sejarah yang indah tuk dikenang dimasa yang akan datang dalam catatan sejarahku. Ribuan rasa syukur kupanjatkan kepada Tuhan, yang masih memberiku kesempatan untuk menjalani kehidupan ini, dan ribuan doa kulantunkan kepada-Nya agar aku bisa menjalani kehidupan ini dengan sabar dan ikhlas.

            Seperti yang orang lain rasakan, aku juga ingin merasakannya walau hanya seperti angin yang berhembus sesaat. Mungkin itu bisa memberiku sedikit rasa ketenangan dalam jiwa ini. Mungkin jika Dia berkehendak, Tuhan bisa saja memberi lebih dari yang aku dapatkan. Karena semuanya sudah ditakdirkan, jadi tidak usah khawatir lagi terhadap apa yang kita dapat.

            Jika aku tidak bisa berbuat untuk diriku menjadi lebih dari orang lain, paling tidak aku tidak akan membiarkan diriku jatuh kedalam lubang kesengsaraan. Bilamana itu terjadi, rasa penyesalan yang aku rasakan pasti akan membuatku sulit untuk bangkit dari keterpurukan yang aku alami. Andai Tuhan membiarkanku dalam kegelapan yang kurasakan, pastilah aku tidak akan  mungkin bisa bertahan sampai sejauh ini.
            Semoga yang aku hadapi saat ini tidak membuatku patah semangat, ataupun berhenti ditengah jalan yang sedang aku lalui unuk sebuah tujuan. Ataukah ini menjadi sebuah perjalanan yang tanpa ujung, hingga tidak tau kapan aku harus berhenti, ataukah ku harus berhenti dan pergi dari jalan yang telah kulalui. Jika semua sudah kulalui, apakah semuanya juga akan berakhir, atau masih ada lagi jalan yang masih harus dilalui oleh seorang pemuda sepertiku?

            Rasanya tidak mungkin kalau kuterus melangkah tanpa adanya tujuan yang jelas. Aku harus bisa yang tidak bisa orang lain lakukan. Namun, itu semua bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan lebih dari yang orang biasa lakukan. Terbang tinggi seperti burung, bebas seperti angin yang kemanapun berhembus. Tidak ada lagi pembatas yang mampu mengikat kemauan yang kuinginkan.

“Lihat, bangun dan rasakanlah” itulah yang ada dipikiranku. Ingin sekali rasanya terbebas dari belenggu yang selalu mengikat, agar kubisa merasakan kebebasan yang sebenarnya, yang alami dan penuh dengan rasa kepuasan tersendiri. Menikmati segala yang ada, tanpa sedikitpun yang tersisa. Selama nafas ini masih berhembus, selama jiwa ini masih ada dalam tubuh yang setiap waktu akan mulai melemah, saat itulah yang masih bisa kulakukan sebelum semuanya terhenti oleh suatu yang tidak bisa lagi ditunda kedatangannya.

Dan saat kuberanjak dari kamarku, aku mulai merasakan bau segar yang kurasakan dari tempatku berdiri. Apa yang saat itu kurasakan?

To Be Continued…


Download dalam bentuk file MS Word:
Link 1 => Download
Link 2 => Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Saturday, January 10, 2015

Antara Aku, Dia dan Harapan (4)

Denmas Ulin     Saturday, January 10, 2015     0

            Keesokan harinya, aku mendapati gadis tersebut sedang asyik mengobrol didalam kelas yang kulihat lewat jendela, yang secara tidak sengaja aku melewati kelasnya yang tidak lumayan jauh dari kelasku. Aku pikir mulai ada rasa suka didalam diriku ini. Aku biarkan diriku penasaran pada saat itu. Aku menyukai sebuah kejutan apa yang ada didalam diriku nantinya.

            Mungkin normal bagi saya menyukai seseorang lawan jenis, betul nggak?. Yang nggak normal tuh kalau kita menyukai sesama jenis *eh. Tapi itu semua mungkin hanya aku dan diriku yang tau. Biarlah aku simpan rasa sukaku padanya, cukuplah jika aku hanya sebagai penggemarnya. Karena bisa jadi hanya sebuah harapan yang terpendam yang kukubur sedalam mungkin hingga aku tidak bisa menemukan harapan tersebut lagi.

            Inilah yang namanya hidup, penuh dengan warna dengan jutaan kemungkinan. Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, karena semuanya serba mungkin, mungkin ya, mungkin tidak. Karena yang namanya kepastian hampir tidak pernah ada didunia ini. Betapa bahagianya kita jika bisa memiliki apapun yang kita inginkan. Tapi, apakah benar kita akan merasakan kebahagiaan jika kita bisa memiliki segalanya yang ada didunia ini? Semuanya kembali kepada kita masing-masing.
            Bahagia itu sederhana, bahkan sangat mudah. Tapi kebanyakan orang membuatnya terasa sulit. Mereka yang tidak puas dengan apa yang mereka miliki, maka yang mereka cari bukanlah kebahagiaan, melainkan hanya memuaskan hawa NAFSU sesaat.

            Dimalam hari menjelang tidur, aku bertanya pada dirku, apakah jadinya jika aku merasa suka yang berlebihan terhadap gadis itu? Aku berharap aku tidak mudah terpengaruh oleh egoku yang berlebihan. Dan aku harap aku bisa mengontrol diriku, dan akan aku buat semuanya menjadi penyemangat hidupku. Karena setiap hari aku dipenuhi oleh hal yang membosankan.

            Jujur saja, kehidupanku mulai berubah secara perlahan tapi pasti semenjak aku mulai melihat gadis tersebut. Aku selalu menyemangati diriku, agar rasa bosan tidak mendatangiku lagi. Aku melakukan apapun yang kiranya ada manfatnya untuk diriku, and positive thinking. Mungkin jika kalian menjadi aku, apa yang akan kalian lakukan ketika aku sedang berjalan secara tidak sengaja, dia menyapaku, padahal aku sama sekali belum mengenalnya?

            Hal yang tidak kita duga pun bisa saja terjadi, dan itu benar-benar aku alami saat itu. Dengan agak terkejut, malu, takut dan semua perasaan susah, senang, sedih, gembira bercampur menjadi satu. Aku hanya melontarkan senyuman kearahnya dan mengatakan ya. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba tubuhku merasa panas dingin, kalau digabung jadinya meriang. Itu pertama kalinya aku merasakan apa yang belum pernah aku rasakan

            Tapi aku merasa senang lho! Bisa bertemu secara langsung, walau seperti angin berlalu. Aku masih ingat raut wajahnya yang kelihatan berbunga-bunga. Saat itu juga ada yang membuatku bingung, yang agak mengganggu pikiranku dan kumulai bertanya-tanya pada diriku. Bagaimana dia bisa mengenalku, padahal saat aku sendiri saja tidak/belum pernah mengenalnya. Dan yang paling mengejutkan lagi, aku lupa dimana tempat itu pada saat  kejadian dan sedang apa, itu semua masih misteri. Dan mungkin itulah yang membuatku semakin penasaran.

To Be Continued…


Download dalam bentuk file MS Word:
Link 1 => Download
Link 2 => Download

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

Thursday, January 08, 2015

Malam Jum’at (1)

Denmas Ulin     Thursday, January 08, 2015     0

 Sunyi, gelap, hampir tak bisa mendengar suara jangkrik yang biasa bersenandung  di malam hari. Begitupun lampu kota yang kini mulai mendadak padam, dan juga penerangan di pedesaan juga ikut kena imbasnya. Beberapa  penduduk di suatu kampung  keluar dari dalam rumah menuju teras rumahnya masing-masing. Mereka berhamburan keluar tanpa ada yang mengkomandoi. Anak-anak kecil yang sedang tertidur lelap mulai bangun dan mulai gelisah setelah tahu bahwa seluruh listrik di tempat mereka padam. Mereka yang tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa mengandalkan lampu sorot yang telah usang, dan juga bantuan oleh sinar sang rembulan yang terang, namun tak secerah sinar matahari.

Banyak sekali suara yang terdengar dari mereka, seolah-olah tidak tahu apa yang barusan terjadi. Ketua RT meminta warga untuk tetap tenang dalam situasi yang seperti ini. Banyak dari warga yang komplain kepada ketua RT, karena ialah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi saat itu. “Tenanglah sebentar, ini hanyalah pemadaman listrik bergilir. Nanti kalau sudah waktunya juga nyala lagi listriknya.” ujar sang ketua RT. “Pemadan listrik?” Tanya salah seorang warga. “Padahal sebelumnya kan tidak pernah ada pemadaman listrik seperti ini pak?” Ujar seorang warga. “Pemadaman ini dilakukan karena adanya kerusakan dari pusat.” Ujar ketua RT.

Karena merasa sudah tahu apa yang barusan terjadi, seluruh warga kembali ke rumah masing-masing setelah menemui ketua RT di kediamannya. Walaupun begitu, para warga tetap merasa ada yang aneh, karena tidak seperti biasanya ada pemadaman bergilir seperti ini. Dan yang menjadi pertanyaan, kenapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pihak PLN?

Suara tangis seorang bayi yang tiba-tiba mulai terdengar oleh warga, membuat mereka semakin ketakutan. Warga tersebut yang tidak lebih dari 10 orang itu saling bertanya satu sama lain. “Suara bayi siapa itu, apakah malam-malam begini ada yang melahirkan?” ujar salah seorang warga. Akhirnya setelah kesana kemari mencari sumber suara, mereka tidak ada yang tahu darimanakah sumber dari suara tersebut. Mereka melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah masing-masing.

Dalam perjalanan, mereka kembali mendengar suara bayi yang kini agak dekat dari sumber suara, karena ketakutan mereka berlari terbirit-birit saling meninggalkan satu sama lain. Karena pada saat itu sedang gelap, mereka saling berpencar ke arah yang berbeda-beda. Ada yang berlari melewati semak-semak, kebun, himpitan rumah dan bahkan ada yang melewati kuburan.

Karena hal itu, ada beberapa orang lari berbarengan menuju warung terdekat yang masih buka dengan pencahayaan lilin yang seadanya. Mereka terengah-engah karena telah berlari cukup jauh. Mereka memesan minuman berupa kopi, mungkin supaya mereka tetap terjaga dari rasa kantuk. Mereka sedang memperbincangkan tentang sebenarnya apa yang barusan terjadi. Salah seorang dari mereka menanyakan hal tersebut kepada sang penjual, kalau mereka tadi telah mendengar suara tangisan bayi di tempat pinggiran jalan. Sang penjual pun mengatakan kalau ia tidak tahu.

Setelah sesekali mereka menyeruput kopi dan sambil berbincang-bincang, tiba-tiba ada salah seorang dari teman mereka yang juga datang berlari menuju warung tersebut dengan terengah-engah dan raut wajah yang sedang ketakutan. Melihat dia yang mukanya suram, akhirnya mereka bertanya apa yang membuatnya ketakutan sampai setengah mati.


To Be Continued…

0 comments:

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak, Terima Kasih

E-mail Newsletter

Sign up now to receive updates from us.

Accordion Menu

Random Posts

Text Widget

Social

© 2014 Berbagi Cerita. Designed by Bloggertheme9.
Proudly Powered by Blogger.